Foto: Pidato Presiden Joko Widodo dalam rangka Penyampaian Keterangan Pemerintah Atas RUU APBN Tahun Anggaran 2023 Beserta Nota Keuangannya pada Rapat Paripurna Pembukaan Masa Persidangan I DPR RI Tahun Sidang 2022 - 2023. (Tangkapan Layar via Youtube Sekretariat Presien)
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta seluruh elemen masyarakat untuk waspada. Pasalnya, risiko gejolak ekonomi global sampai saat ini masih tinggi.
Hal tersebut dikemukakan Jokowi saat memberikan keterangan pemerintah terkait RUU APBN 2023 & Nota Keuangan dalam Sidang Bersama DPR RI - DPD RI di gedung DPR, kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta.
"Perlambatan ekonomi dunia tetap berpotensi memengaruhi laju pertumbuhan ekonomi domestik dalam jangka pendek," kata Jokowi, Selasa (16/8/2022).
Jokowi mengemukakan konflik geopolitik dan perang di Ukraina telah menyebabkan ekalasi gangguan sisi suplai yang memicu lonjakan harga komoditas global dan mendorong kenaikan laju inflasi di banyak negara, tak terkecuali Indonesia.
Jokowi menyebut, bank Sentral di banyak negara melakukan pengetatan kebijakan moneter secara agresif. Pengetatan telah menyebabkan guncangan pada pasar keuangan di banyak negara berkembang.
"Konsekuensinya, nilai tukar mata uang sebagian besar negara berkembang mengalami pelemahan," kata Jokowi.
Dengan berbagai tekanan tersebut, Jokowi menyebut IMF memprediksi pertumbuhan ekonomi global melambat signifikan dari 6,1% di tahun 2021 menjadi 3,2% di tahun 2022 dan 2,9% di tahun 2023.
Jokowi mengemukakan konflik geopolitik dan perang di Ukraina telah menyebabkan ekalasi gangguan sisi suplai yang memicu lonjakan harga komoditas global dan mendorong kenaikan laju inflasi di banyak negara, tak terkecuali Indonesia.
Jokowi menyebut, bank Sentral di banyak negara melakukan pengetatan kebijakan moneter secara agresif. Pengetatan telah menyebabkan guncangan pada pasar keuangan di banyak negara berkembang.
"Konsekuensinya, nilai tukar mata uang sebagian besar negara berkembang mengalami pelemahan," kata Jokowi.
Dengan berbagai tekanan tersebut, Jokowi menyebut IMF memprediksi pertumbuhan ekonomi global melambat signifikan dari 6,1% di tahun 2021 menjadi 3,2% di tahun 2022 dan 2,9% di tahun 2023.